Detail Berita

Sosialisasi Pencegahan LGBT

Jumat, 24 Januari 2025 14:07 WIB
107 |   -

SMA Negeri 1 Wirosari mengadakan Sosialisasi Pencegahan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) untuk seluruh siswa kelas X, XI, dan XII. Kegiatan ini terbagi menjadi dua tempat. Selain di GOR GRHA SAMAPTA SMANSAWIRA untuk siswi perempuan, sosialisasi ini juga digelar di Masjid Ad-Darajat untuk siswa laki-laki pada hari Jumat (24/1/25).

Di Masjid Ad-Darajat, Bapak Moch. Galih Pratama, S.Pd., menjelaskan LGBT dari segi sosiologi, seperti penyebab dan sejarahnya. Sedangkan Ibu Ririk Niangkasawati, S.Pd., memaparkan dampak penyakit yang ditimbulkan akibat perilaku ini. Di sisi lain, Bapak Ma'ruf Syaifudin, S.Pd.I., menjabarkan LGBT dalam hal agama.

Sedangkan di GOR GRHA SAMAPTA, acara dibuka oleh Ibu Ambar Widyawati, S.Pd., selaku Master of Ceremony (MC), dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Bapak Aris Ardianto, S.Pd., M.Si.

"Dengan adanya perkembangan internet yang mudah kita akses, sudah seharusnya kita berhati-hati dan bijak dalam bermedia sosial. Selain dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sosialisasi ini juga untuk membangun karakter siswa," jelas Ibu Sukinah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wirosari dalam sambutan tunggalnya.

Sosialisasi LGBT yang dibawakan oleh Stikes Surya Global Yogyakarta bertemakan Mental Health: Jaga Hati Jaga Pikiran untuk Hari Esok Lebih Baik, dan dipaparkan oleh Bapak Ardhian Indra Darmawan, S.Kep., Ns., M.Kep.

"Jiwa itu ada dua, yang pertama masalah dan yang kedua adalah gangguan. Jika dirinya sudah bermasalah, maka isinya juga akan bermasalah. Jadi, apabila teman-teman tidak bisa mengontrol apa yang ada dalam diri, maka perilaku yang muncul bukan perilaku adaptif (segala aktivitas yang bermanfaat dan mengecilkan perilaku yang menentang ajaran agama)," jelas Bapak Ardhian.

Faktor penyebab LGBT di antaranya adalah faktor biologis, trauma, dan lingkungan pertemanan.

Solusi untuk segala permasalahan ini adalah SIGAR: Spiritual Islami, Intelektual/Akal, Gali Potensi Positif, Afirmasi Positif, dan Rela/Ikhlas.

Di sela-sela acara, ada pembagian angket kesehatan untuk diisi oleh seluruh siswa. Masuk ke sesi tanya jawab, Devi, siswa kelas XII-5, memberi pertanyaan, "Sikap apa yang sebaiknya kita lakukan jika bertemu hal seperti ini?"

"Orang kalau tergores pisau itu susah sembuhnya. Hal seperti itu harus dari hati ke hati. Amati betul-betul, datangi temanmu, jangan jauhi, serta cari tahu penyebabnya. Kamu harus bisa memberikan ruang yang nyaman dengan mengarahkan ke jalan yang benar serta memberi afirmasi positif. Karena terkadang ada fase denial, di mana seseorang menolak informasi yang benar," jawab Bapak Ardhian.

Sebelum acara ditutup, ada pemberian kuota afirmasi oleh Stikes Surya Global Yogyakarta untuk beberapa siswa kelas XII.

Sosialisasi ini diharapkan dapat mencegah perilaku menyimpang, meningkatkan kesadaran akan risiko sosial dan kesehatan, serta membentuk karakter positif pada siswa.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini