Jejak Langkah di Bumi Ambalan: Penerimaan Tamu Tegak SMAN 1 Wirosari
Di bawah langit pada 8-9 Agustus 2025, halaman SMA Negeri 1 Wirosari menjadi saksi langkah-langkah muda yang menapaki bumi Ambalan, membawa semangat yang masih segar dan hati yang siap ditempa.
Kegiatan Penerimaan Tamu Tegak (PTT) yang diikuti oleh seluruh Pramuka Penggalang kelas X ini bertujuan untuk menyambut dan memperkenalkan peserta didik baru agar siap menjadi anggota Ambalan Pramuka Penegak di Gugus Depan SMAN 1 Wirosari—baik secara mental maupun fisik.
Penerimaan Tamu Tegak bukan sekadar acara, tapi sebuah gerbang. Gerbang menuju dunia Pramuka Penegak, tempat jiwa dibentuk dengan disiplin, kerja sama, dan cinta pada tanah air. Selama dua hari, peserta mengikuti berbagai rangkaian acara, mulai dari upacara pembukaan yang dilaksanakan di lapangan SMAN 1 Wirosari. Acara resmi dibuka di penghujung amanat dari Bapak Arif Mahmudi, S.Pd., M.Pd.,M.Si., selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) SMAN 1 Wirosari. Prosesi adat Ambalan Brawijaya - Diah Pitaloka oleh pemangku adat juga turut mengukuhkan dimulainya PTT.
Setelah melakukan kebersihan kelas, peserta PTT mendapat materi ambalan yang menambah pengetahuan. Sakral dan hangatnya upacara unggun juga menjadi momen tak terlupakan yang menyatu dengan desir malam.
Kelas X mempersembahkan pentas seni yang telah mereka siapkan sejak jauh hari. Bagi mereka, juara mungkin hanya bonus—yang terpenting ialah kebersamaan yang menyelimuti. Jurit malam dan renungan yang membisikan keberanian menjadi agenda yang tak kalah penting.
Malam penuh cerita itu berakhir, disusul pagi ceria yang menyambut dengan udara segar, diawali dengan senam dan sarapan. Outbound seru juga mewarnai hari adik-adik sebelum tiba di penghujung acara.
Upacara penutupan menjadi puncak segalanya. Di situlah adik-adik kelas X akhirnya resmi berpindah golongan—dari Pramuka Penggalang menjadi Pramuka Penegak—dan diperbolehkan mengenakan seragam kebanggaan Penegak.
Kegiatan Penerimaan Tamu Tegak berakhir dengan senyum lelah yang manis. Sayonara seakan menjadi tanda berakhirnya cerita yang akan lama tersimpan dalam ingatan. Sebab setiap langkah di bumi ambalan adalah langkah menuju jiwa Pramuka yang lebih baik dan siap mengabdi.
Penulis: Arfinna Irmaretta P., Tim Jurnalistik SMAN 1 Wirosari (XI.8)
Jadilah yang pertama berkomentar di sini