Detail Berita

Menyongsong Pemilihan OSIS: Debat Kandidat Warnai Dinamika Demokrasi Sekolah

Jumat, 21 November 2025 14:15 WIB
2 |   -


 Menyongsong Pemilihan OSIS: Debat Kandidat Warnai Dinamika Demokrasi Sekolah 

Debat pasangan calon ketua dan wakil ketua OSIS berlangsung meriah di Gedung Olahraga (GOR) SMA Negeri 1 Wirosari (29/9/2025). Agenda ini masih dalam rangkap rangkaian kokurikuler SMAN 1 Wirosari. Kegiatan ini dibuka oleh Garnetta (XII.5) dan Ibrahimovic (XII.4) yang bertugas sebagai pembawa acara sekaligus menyampaikan susunan acara secara jelas dan terperinci.

Suasana semakin semarak dengan penampilan perdana dari ekstrakurikuler musik. Solo vokal indah dari Angelina Gaby (XII.6) berhasil memukau penonton, kemudian dilanjutkan dengan penampilan suara mendayu-dayu dari Cataleva (XII.10).

Tak berhenti di sana, panggung juga dimeriahkan oleh ekstrakurikuler tari yang menampilkan pertunjukan memikat, menambah semangat para hadirin sebelum memasuki inti acara.

Memasuki sesi utama, debat calon ketua dan wakil ketua OSIS pun resmi dimulai di GOR. Setiap pasangan calon ditemani iring-iringan dari ekstrakurikuler yang mendukungnya, menambah semarak dan antusiasme suasana.

Debat ini dipandu oleh panelis yang berkompeten, yaitu: Bapak Iwan Tegar Mandiri, S.Pd.,Si., Bapak R. Iguh Prasetyo, S.Pd., dan Bapak Suwantono, S.Pd.,M.M.

 Topik 1: Manajemen dan Manajerial OSIS 

Membuka debat, Iwan Tegar Mandiri, S.Pd.,Si. menanyakan tentang antisipasi kendala terberat saat menjabat. Paslon 01 mengidentifikasi masalah pengelolaan anggota yang sulit diatur sebagai tantangan utama, dengan solusi komunikasi awal untuk mengetahui kesibukan masing-masing. Paslon 02 lebih khawatir pada masalah pendanaan dan sponsor, sehingga menekankan pentingnya perencanaan yang jauh lebih matang. Sementara itu, Paslon 03 melihat jurang komunikasi antar-angkatan sebagai kendala terbesar dan berencana mengatasinya dengan rapat non-formal untuk membangun keakraban. 

 Topik 2: Kebhinekaan 

Menanggapi pertanyaan Bapak Suwantono, S.Pd.,M.M. tentang mengelola perbedaan latar belakang, ketiga paslon sepakat bahwa keberagaman adalah sebuah kekuatan. Paslon 03 menekankan budaya saling menghargai dan peran OSIS sebagai teladan. Paslon 02 menyatakan komitmen untuk tidak mempermasalahkan perbedaan dan justru melengkapinya. Paslon 01 memberikan contoh konkret dengan menjanjikan fleksibilitas jadwal rapat, seperti menghindari hari Minggu, untuk menghormati anggota yang memiliki aktivitas keagamaan.

Pada sesi tanya jawab, program andalan masing-masing paslon mulai mengemuka. Paslon 02 mengusung "Kotak Aspirasi" dan program debat beretika, Paslon 01 memperkenalkan "E-Voice" sebagai wadah binaan siswa untuk belajar menghormati perbedaan, sedangkan Paslon 03 berfokus  pada "program pemilahan sampah dan penghijauan". 

Panelis mengajukan pertanyaan spesifik mengenai kendala teknis: "Tahun kemarin ada OSIS humas yang tidak punya motor, jadi mungkin akan kurang efektif. Bagaimana solusi kalian?” Ketiga paslon menawarkan solusi praktis. Paslon 01 mengusulkan solusi gotong royong: "Kita akan boncengan dengan dia." Paslon 03 menawarkan kombinasi solusi fisik dan digital: "Bisa boncengan atau diberikan tugas lewat WhatsApp," sambil menekankan pentingnya kerja sama tim. Sedangkan Paslon 02 berfokus pada pendataan sistematis: "Kita akan konfirmasi siapa yang punya dan tidak punya kendaraan," untuk mengantisipasi masalah sejak dini.

 Topik 3: Demokrasi 

Pada topik demokrasi, pandangan ketiga paslon tentang demonstrasi terbelah. Paslon 02 dan 03 cenderung tidak setuju dengan aksi unjuk rasa yang dinilai sering anarkis dan ikut-ikutan. Paslon 01 memiliki pandangan yang pro dan kontra, mengakui demo sebagai hak demokrasi tetapi juga menyayangkan unsur anarkis yang kerap terjadi.

Untuk menampung aspirasi siswa, Paslon 02 dan 03 mengusulkan kotak aspirasi digital dengan jaminan kerahasiaan. Paslon 01 justru pesimis, menyatakan bahwa OSIS akan kewalahan menampung aspirasi dari 1.191 siswa. Menanggapi kekhawatiran panelis tentang jejak digital, Paslon 02 dan 03 meyakinkan bahwa sistem pemungutan suara akan dirancang tanpa meminta identitas pribadi.

Menanggapi kekhawatiran Bapak Suwantono, S.Pd. mengenai kerahasiaan pemungutan suara digital yang dapat meninggalkan jejak, kedua paslon memberikan jaminan. Paslon 02 dengan tegas menyatakan, "Saat memilih nanti itu tanpa identitas, tanpa pendaftaran untuk memilih. Jadinya tak akan meninggalkan jejak." Pernyataan ini didukung oleh Paslon 03 yang menegaskan, "Saat pemilihan tidak akan mencantumkan identitas, jadi akan tetap mempertahankan sifat rahasianya." Kedua jawaban ini menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga integritas dan kerahasiaan proses demokrasi di sekolah.

 Topik 4: OSIS dan Wajah SMA 

Menjawab pertanyaan tentang cara menjaga citra OSIS sebagai garda depan sekolah, ketiga paslon memiliki pendekatan berlapis. Paslon 01 memulai dengan edukasi konsekuensi, Paslon 02 dengan seleksi ketat dan penandatanganan surat pernyataan di atas materai, sementara Paslon 03 memilih metode himbauan dan peringatan bertahap.

Dalam menangani anggota OSIS yang terlibat kasus berat, ketiga paslon mengusulkan pendekatan berbeda. Paslon 02 lebih mengutamakan pendekatan konsultatif dengan menanyakan kesadaran anggota terlebih dahulu. Paslon 03 memilih mekanisme musyawarah melalui rapat bersama pembina OSIS. Sementara Paslon 01 mengambil pendekatan tegas berupa sistem peringatan berjenjang yang diakhiri dengan sanksi berat jika pelanggaran berulang.

Untuk mendukung program sekolah adiwiyata, Paslon 01 dan 03 berencana menghidupkan kembali green house dan program penghijauan dengan mengandalkan divisi kewarganegaraan. Paslon 02 mengusulkan integrasi program lingkungan dalam "Jumat Motivasi" yang didampingi guru.

 Sesi Debat Umum dan Tanya Jawab Langsung 

Pada sesi debat umum, ketiga paslon saling menyanggah strategi mereka dalam meningkatkan motivasi siswa. Paslon 01 mengandalkan rapat pleno untuk menampung ide, Paslon 02 percaya pada kotak aspirasi digital, dan Paslon 03 yakin program kerja merekalah jawabannya. 

Pada sesi tanya jawab dengan siswa, semua paslon sepakat bahwa pembinaan adalah langkah pertama bagi anggota yang melakukan kesalahan. Baru jika tidak ada perubahan, sanksi tegas akan diterapkan. Untuk menangani anggota yang pasif, pendekatan personal dan pencarian akar masalah menjadi solusi utama yang diusung ketiga paslon.

Dengan berakhirnya rangkaian debat calon ketua dan wakil ketua OSIS SMA Negeri 1 Wirosari, kita telah menyaksikan gagasan, visi, serta semangat dari setiap pasangan calon yang siap membawa perubahan positif bagi OSIS ke depan; semoga acara ini menjadi pelajaran berharga tentang arti demokrasi dan tanggung jawab, serta menjadi bekal bagi kita semua untuk memilih pemimpin terbaik yang akan memajukan sekolah tercinta.

Penulis: Niken Meilda Wiyayanti (X.9), Tim Jurnalistik SMAN 1 Wirosari


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini